Senin, 11 Juli 2016

Makanan Bayi yang Tepat Sesuai dengan Usianya

Menurut para ahli nutrisi, bayi yang berusia 0–6 bulan wajib hanya diberi ASI dan setelah 6 bulan, bayi baru boleh diberikan makanan padat. Namun, bagaimana bila bayi Sahabat menunjukkan ekspresi jenuh atau bosan setiap kali minum ASI/susu, sebaliknya menunjukkan ekspresi tertarik bila melihat orang makan? Nah, itulah yang terjadi pada bayi kami. Setiap kali diberi susu, dia tidak menghabiskannya, padahal kami mengetahui bahwa dia masih lapar. Dari mana tahunya? Begini lho, setelah minum susu dia masih rewel dan tidak bisa tidur padahal sudah menguap atau sudah waktunya tidur. Si bayi juga tidak bertambah banyak minum susunya sejak sebulan yang lalu. Kami juga tidak tega bila harus memaksanya minum susu.


Menurut beberapa sumber dari barat yang saya baca, bayi boleh mulai diberi makanan padat pada usia 4 bulan apabila bayi bosan minum susu, tertarik pada makanan padat, serta sudah mampu menegakkan kepalanya dan  duduk (walaupun masih bersandar). Tetapi, makanan padat yang diberikan tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan usianya. Hal ini mungkin karena organ pencernaan bayi perlu diperkenalkan secara perlahan untuk mencerna makanan padat.Oleh karena itu, kami menggunakan panduan Makanan Bayi yang Tepat Sesuai dengan Usianya berikut ini.

gambar Makanan Bayi Sesuai Usia
Makanan Bayi Sesuai Usia
sumber: www.wholesomebabyfood.com

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan apabila bayi Sahabat sudah mulai mengonsumsi makanan padat.
  • Usahakan sayur/lauk lebih banyak daripada bubur supaya kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi.
  • Tambahkan satu sendok teh susu bayi (untuk usia < 6 bulan) atau gunakan kaldu ayam (untuk usia > 6 bulan) supaya vitamin A, D, E, dan K pada makanan dapat larut dalam tubuhnya. Hal ini dikarenakan vitamin A, D, E, dan K hanya larut di dalam lemak.
  • Mula-mula bayi harus diberikan makanan dalam bentuk encer. Seiring pertambahan usia, bayi menginginkan makanan yang lebih kental/padat.
  • Jangan tambahkan gula, garam, madu, atau margarin pada makanan bayi di bawah 1 tahun.
  • Bila bayi Sahabat bosan dengan rasa makanan, beri labu kuning atau wortel secukupnya supaya buburnya terasa manis. Boleh juga tambahkan sedikit bumbu dapur, seperi bubuk bawang putih, bubuk kayu lapis, bubuk kari ayam asli, bubuk pala, daun sop, atau daun oregano.
  • Usahakan untuk menyediakan makanan yang hangat bagi bayi Sahabat. Hal ini akan menambah nafsu makannya
  • Jangan lupa beri makan buah (pisang, apel, pir, alpukat) jika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan padat supaya sistem buang air besarnya lancar.
  • Hati-hati dengan beberapa makanan yang dapat menyebabkan alergi, seperti ubi, telur, kacang tanah, kedelai, ikan, dan gandum. Sebaiknya di awal perkenalan, berikan porsi kecil untuk mengetes, dan perhatikan kesehatan bayi selama 24 jam.
  • Perkenalkan makanan baru pada pagi hari supaya bila terjadi alergi pada bayi, Sahabat bisa membeli obat di apotek atau pergi ke dokter anak. 

Sekali lagi, reaksi alergi mungkin terjadi pada bayi setelah mengonsumsi makanan penyebab alergi. Reaksi yang muncul, di antaranya muntah-muntah, kulit gatal, atau jauh lebih rewel daripada biasanya. Bayi pertama kami muntah-muntah setelah mengonsumsi ubi jalar (sweet potato). Makanan apa saja yang masuk ke perutnya, dimuntahkan lagi sampai kami beri dia minum obat antimuntah Vometa Drop. Kalau bayi muntah, hentikan dulu minum susu hingga 12-24 jam setelah sembuh. Sebagai pengganti susu, berikan air bubur (tajin).

Setelah bayi kami mulai mengonsumsi makanan padat yang beraneka ragam, dia merasa bahagia saat makan. Di samping itu, nafsu minum susunya kembali normal dan bertambah sesuai usianya. Kami merasa lega sekarang karena dia tidak lagi menangis saat minum susu dan kami tidak perlu memaksany(vian*).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tuliskan komentarmu di sini :)